Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Komunitas Waria Dalam Bingkai Transgender dan Eksklusi Sosial

13.54

Judul       : Komunitas Waria Dalam Bingkai Transgender dan Eksklusi Sosial
Penulis    : Dr. Kurniati Abidin, S.Sos., M.Si. dan Yusuf Djabbar, S.IP., M.H.
ISBN       : 978-602-5722-22-6
Kategori  : Monograf

Sinopsis
Buku ini merupakan hasil penelitian yang didanai oleh BOPTN tahun 2019 IAIN Bone. Penelitian dosen IAIN Bone ini didasarkan pada fenomena sosial yang marak di kota besar yang dikenal dengan sebutan Waria. Di Sulawesi Selatan Waria dikenal dengan istilah Calabai, yaitu transseksual tipe MtF (Male to Female Transsexual). Komunitas Waria seringkali dipandang sebagai suatu penyimpangan sosial budaya, dan agama. Meski komunitas ini mendapat stigma negatif dan eksklusi sosial, namun mereka tetap saja eksis di beberapa kota, misalnya di Kota Makassar. Atas dasar inilah dosen IAIN Bone ini menyajikan potret eksistensi komunitas waria di Kota Makassar dengan menggunakan perspektif Teori Interaksionisme Simbolik dengan fokus kajian pada tiga poin penting. Pertama, penafsiran Waria terhadap stigma dan eksklusi sosial yang dihadapinya. Kedua, konstruksi pengetahuan Waria untuk mempertahankan eksistensinya. Ketiga, pandangan hukum positif terhadap perlindungan Waria.

Media Pembelajaran

04.09
Penulis: 
Dr. Muhammad Idrus, M.Pd dan Indah Sulita, S.Pd, M.Pd.

Sinopsis: Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tidaklah mudah, selain memerlukan analisis mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek juga di butuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa lebih tepat. Setelah  pemilihan  dan  penggunaan  telah  sesuai,  pemilihan  media  juga  perlu merujuk pada prinsip-prinsip tertentu.

Media pembelajaran sangat berperan untuk keberhasilan proses pembelajaran. Peranan media pembelajaran terutama adalah untuk membantu penyampaian materi kepada siswa. Dalam hal ini bisa terlihat bahwa tingkat kualitas atau hasil belajar juga dipengaruhi oleh kualitas media pembelajaran yang digunakan.

Untuk  mendapatkan  kualitas  media  pembelajaran  yang  baik  agar  dapat  memberikan pengaruh  yang  signifikan  dalam proses  pembelajaran,  maka  diperlukan  pemilihan  dan perencanaan  penggunaan  media  pembelajaran  yang  baik  dan  tepat. Pemilihan media pembelajaran yang tepat ini menjadikan media pembelajaran efektif digunakan dan tidak sia-sia jika diterapkan.
Buku ini dapat membantu pendidik dan mahasiswa untuk memahami, memilih, menggunakan, dan membuat media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan diminati siswa.

Paradigma Teori Kritis

13.07

Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan (ilmiah) adalah suatu keniscayaan. Sepanjang ilmu merupakan hasil akal budi manusia, maka ia tidak “kebal” atas perubahan menuju bentuk kebenaran baru. Ilmu pengetahuan berkembang dalam arus kontestasi pengetahuan berdasarkan dinamika sosial politik yang terus berkembang. Kristalisasi kontestasi ilmu pengetahuan mengarah pada suatu tradisi dan paradigma yang “ketat” dalam lingkup ontology, epistemology, dan axiology. Berdasarkan perdebatan filosofis inilah kemudian diskursus ilmu pengetahuan “terbelah” dalam kategori Teori Tradisional versus Teori Kritis.
 

Teori Kritis mengecam Teori Tradisional yang hanya bekerja dalam menjelaskan (erklaren) realitas sosial apa adanya, ataupun sekadar membuka tabir makna (verstehen) atas realitas sosial itu, tanpa adanya upaya melakukan perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik. Teori Kritis berupaya menciptakan pencerahan, pembebasan (emansipasi) atas “mitos baru” yang dialami oleh manusia modern. Bagi Teori Kritis, ilmu pengetahuan diciptakan untuk membebaskan manusia dari segala belenggu dominasi. Implikasi aksiologis dari pemikiran Teori Kritis menggeser ideologi ilmu yang sekian lama membentuk mindset ilmuwan bahwa sosiologi sebagai ilmu yang bebas nilai (value free) ke arah ilmu yang bersifat emansipatoris.
 

Uraian komprehensif terkait misi tersebut dijelaskan dalam buku ini dengan bahasa yang mudah dipahami. Dengan demikian, kehadiran buku ini di tangan pembaca diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengantar pemahaman sosiologi kritik. Buku ini dipandang penting menjadi bacaan bagi mahasiswa ilmu sosial (terutama sosiologi), akademisi, dan praktisi sosial.

Model Birokrasi Pelayanan Publik: Pendekatan OPA-NPM-NPS

14.13

Penulisan buku ini diinspirasi oleh adanya keterbatasan literatur dan referensi yang digunakan oleh para mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan di Perguruan Tinggi. Tetapi pada umumnya substansi pembahasannya masih cenderung bersifat teoritis-normatif semata. Buku ini menghadirkan nuansa baru dengan memfokuskan pada materi yang sarat dengan isu-isu aktual dan faktual, tanpa mengabaikan aspek-aspek teoritis-normatif.

Pengalaman penulis sebagai pendidik pengampu mata kuliah Administrasi Publik di Universitas Halu Oleo, merasakan adanya “kekeringan” sumber-sumber belajar yang menekankan pada aspek-aspek praksis. Selama ini juga dirasakan adanya “kedangkalan” berpikir mahasiswa sebagai akibat materi yang disajikan di dalam kelas masih terjebak pada materi yang bersifat indoktrinasi, kaku, dan menjenuhkan, sehingga belum mampu mendorong mahasiswa untuk kritis dan peka terhadap masalah (sense of crisis). Karena itu, kehadiran buku ini diharapkan bagi pembaca untuk menjadi “obor” penerangan dalam membangun administrasi pelayanan publik